KENAPA SAYA HARUS MENULIS?
Semoga menginspirasi... ^_^
Kenapa saya harus menulis?
Mengukir asa dan
cita, menggoreskan kenangan dengan waktu. Kan ku tulis kisah tentang bukit
bintang, lautan samudra, tentang diriku dan mungkin tentangmu.
Kenapa saya harus menulis?
Adalah sebuah
pertanyaan yang mendasar dari diri kepada hati. Jika sudah bicara tentang hati
tentulah sangat sensitif, dari hatilah segala sesuatu tindakan itu dilakukan
yang didahului oleh isi hatinya, yakni niat.
Dari Umar
radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasullullah saw bersabda “ Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai
niatnya. Barang siapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-NYA, maka hijrahnya
kepada Allah dan Rasul-NYA, dan barang siapa hijrahnya karena dunia atau karena
wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai kemana ia hijrah.”
(HR. Bukhari-Muslim)
Sejatinya niat
karena Allahlah yang terbaik, ini lebih mulia dari yang lain. Niat karena
Allahlah yang memang akan diterima
sebagai amal sholih dan tentunya dengan cara yang baik, inilah dua syarat
perbuatan tersebut dikatakan amal sholih.
Sesuatu itu
baik, dengan cara yang baik namun jika terkotori dengan niat selain ALLAh. Maka
dengan demikian anda bisa menilai apakah perbuatan tersebut bisa dikatakan amal
sholih? Ataupun sebaliknya jika sesuatu itu baik, dengan niat karena Allah
namun menghalalkan segala cara yang tidak patut untuk menggapainya. Tentunya
yang demikian kita hindari, niatkan karena Allah dengan cara yang baik, jaga
niat dengan terus memperbaharui niat karena Allag ta’ala.
Allah telah
menjajikan keluasan dan rizki yang banyak kepada sesiapa yang beramal sholih
karena-NYA, Allah berfirman dalam surah
An-Nisa ayat 100. “ Dan barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka
akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rizki) yang banyak.
Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan
Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya(sebelum sampai ke tempat yang dituju),
maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha
pengampun, Maha Penyayang. ”
Dan ketika ada
pertanyaan, “Kenapa saya menulis?” jawaban saya adalah “yang pertama dan utama
insyaa Allah karena-NYA.”
Sedangkan
hikmahnya banyak sekali yang bisa kita dapatkan dengan menulis. Setiap kita
yang memiliki kedua tangan sebagian besar pernah menulis, terlebih yang masih
mengenyam dunia pendidikan maupun yang senantiasa tholabul ‘ilmi. Kegiatan
menulis adalah aktivitas penting yang sarat akan makna.
Sahabat Ali bin
Abi Thalib, yang sekaligus menantu Rasulullah, beliau adalah seseorang dengan
kecerdasan yang luar biasa berkata “ikatlah ilmu dengan menuliskannya”,
seseorang yang tengah belajar sesuatu, ataupun menyimak seminar atau kajian
akan lebih meresap ketika dituliskan(dicatat). Pada umumnya memang demikian
dibandingkan dengan yang hanya membaca atau melihat.
Allah Ta’ala
memberikan pengecualian pada orang-orang pilihan-NYA, seperti Rasulullah tanpa
menulispun segala firman yang Allah berikan, diajarkan langsung oleh Malaikat
Jibril.
Dan seperti
halnya Guru Imam Syafi’i, yaitu Waqi. Ketika teman-temannya belajar dengan
membawa kitab-kitab yang sangat tebal, dan mencatat ilmu-ilmu yang didapatkan
agar lebih bisa mengingat dan memahaminya. Tanpa itu, Waqi sudah mampu memahami
dan menyampaikan kembali ilmu yang didapatnya dengan sangat baik. Ketika
ditanya “Wahai Waqi, kenapa hafalan dan pemahamanmu sangat baik tanpa engkau
mencatatnya.” Waqi terdiam, dan ketika teman-temannya terus
bertanya akhirnya ia menjawab “ Jauhilah maksiat.”
Karena ilmu itu
adalah cahaya dan setiap cahaya itu, tidak berkenan menempati hati yang
terkotori oleh maksiat.
Adapun hikmah
lain menulis adalah mengobati perasaan, setiap perasaan yang ada dihati
fitrahnya memang dialirkan, kenapa banyak status Fb dari yang luar biasa sampai
yang tidak jelas itu karena pelampiasan perasaan yang ada dalam hati.
Orang- orang
yang pandai merangkai kata dan menuliskannya ke dalam hal positif cenderung
memiliki emosi yang lebih stabil. So, mengeluh dan mengadu cukuplah ke Allah
saja. Tuliskakan sesuatu hanya yang positif di akun sosmed mulai dari sekarang.
Dan sekali lagi saya menulis berusaha dan yakin karena Allah dan untuk membuat perubahan. Karena
menginspirasi adalah hal yang saya sukai. Menulis dapat menyampaikan inspirasi
yang ingin dibagikan kepada sesiapa dan dimanapun pada tempat-tempat yang
mungkin belum bisa dijangkau.
Dan dengan
menulis, saya berharap menjadi jalan bagi orang-orang yang membaca tulisan saya
menuju kebaikan, menuju cahaya, sebagai bekal menggapai ridha-NYA. Karena
setiap kita menginginkan kebaikan. Pertanyaannya siapakah yang akan memberikan
kebaikan itu? Kalau bukan kita, Berlomba-lomba dalam kebaikan.
Alhamdulillah
alaa kuli hal, segala puji bagi Allah atas segala karunia dan rahmatnya. Dia
memberikan jalan kemudahan kepada sesiapa yang dikendaki-NYA. Dan Allah akan
memperbaiki keadaan seseorang yang memperbaiki niatnya, yang memperbaiki
usahanya. Tidaklah mungkin terjadi seseorang dapat menjadi penulis, tanpa niat
dan usahanya menjadi penulis.
Seperti yang
dituliskan di awal, tentang menjaga niat, tak cukup di awal sampai akhir, namun
selamnya. Ketika tujuan sudah tercapai bukan berarti niat kita boleh terkotori,
jagalah senantiasa selamnya.
Kejujuran dalam
niat(Sidqun Niah) akan sukses manakala ke empat hal berikut ini terjaga, yakni:
1.
Sidqun Niah; jujur
dalam berniat.
2.
Sidqun azm; jujur dalam
berazam/berkeinginan
3.
Sidqun iltizam; jujur
dalam menetapi komitmen-komitmen yang di azamkan
4.
Sidqun amal; jujur
dalam beramal dan menjalankan komitmen dengan baik.
Ketika dikaitkan
dengan niat menulis, maka kita jujur niatkan menulis karena Allah, berkeinginan
menjadi penulis best seller minimal satu buku atau lebik baik dari itu, ketika
sudah berkeinginan menjadi penulis best seller maka tetapilah langkah-langkah
menjadi seorang penulis salah satunya dengan mengikuti Kelas Menulis
Online(KMO) founder Kang Tendi Murti, buat program-program pribadi untuk
mengembangkan skill menulis, selanjutnya jujurlah dalam mengamalkannya, apa
yang sudah menjadi planning laksanakan dengan baik. Prioritaskan apa yang
menjadi tujuan, dengan tidak mudah tergoyah terhadap kesulitan dan hambatan
yang sejatinya adalah bagian dari ujian Tuhan untuk menguji kesungguhan menjadi
penulis best seller.
Komentar
Salam kenal ya..
saya Ronny Depu KMO 4 juga
Saling baca tugasnya ya..
Ini tugas saya ->> http://bit.ly/tugas1KMO
www.ronnydepu.com