SAFARI AL-QUR'AN; TEHNIK MENGHAFAL AL-QUR'AN
Semoga menginspirasi... ^_^
Yuk, pelajari gimana sih cara menghafal qur'an!! tulisan ini terjemah dari vidio safari Al-qur'an... baca dengan seksama!!!
Yuk, pelajari gimana sih cara menghafal qur'an!! tulisan ini terjemah dari vidio safari Al-qur'an... baca dengan seksama!!!
Teknik Menghafal Al-Qur’an
(Bagian ke-10)
Penerjemah : Samsul Basri
Menghafal Al-Qur’an merupakan sebuah proyek yang sangat besar, agung dan
mulia. Tidak sebagaimana proyek lainnya. Akan tetapi sudah menjadi kelaziman
bahwa proyek apapun yang sedang anda gagas dan rencanakan harus ada di dalamnya
sebuah langkah atau tahapan yang jelas dan terencana baik di awal ataupun di
akhirnya. Dalam kaitannya dengan proyek yang mulia ini, tentu langkah yang
paling utama adalah keinginan kuat untuk menghafalnya, dan terakhir adalah
dengan terus mengulanginya.
Luangkanlah waktu anda dalam sehari menghafal ½ halaman, atau 1 halaman
atau beberapa halaman dari Al-Qur’an. Tentukan pula waktu untuk bisa bermajelis
dengan syaikh setiap pekannya dengan membaca atau memperdengarkan hafalan,
apakah sekali sepekan, dua kali atau tiga kali. Intinya harus ada planning,
langkah-langkah yang kongkret. Dan termasuk di dalamnya adalah target lama
hafalan Qur’an dituntaskan, apakah setahun, dua tahun, dua setengah tahun atau
tiga tahun atau bahkan mungkin sampai lima tahun. Dan hal itu bukanlah waktu
yang lama. Misalnya lima tahun, setelah anda melalui masa itu seolah hanya
berlalu kemarin. Lima tahun itu terasa cepat dan singkat seolah dirasa hanya
sebentar saja. Apatah lagi, lima tahun anda bersama dengan Allah, bercakap
cakap dengan-Nya melalui ayat-ayat-Nya adalah suatu kenikmatan yang luar biasa.
Akan tetapi sekali lagi semua itu bergantung dengan kemampuan masing-masing.
Tapi lihatlah.. setelah lima tahun, apa yang telah anda targetkan dengan
kesungguhan dan keistiqamahan dari proyek yang agung dan mulia ini proyek
menghafal al-Qur’an telah berhasil anda wujudkan.
Saya akan menyebutkan beberapa tips sekaligus contoh nyata dari yang
melakoninya hingga mampu menuntaskan proyek ini:
Pertama, buatlah target bahwa dengan membaca sekian ayat dari Al-Qur’an saya bisa
menyelesaikan hafalan Qur’an dalam setahun, dua tahun, dua setengah tahun atau
tiga tahun.
Sebagai contoh mengenai hal ini, di sebuah kampung pedalaman di Mesir,
dengan penuh perjuangan kami mencari seorang yang hafal al-Qur’an dan akhirnya
menemukan seorang pemuda berprestasi, dengan hafalan yang sangat mutqin
(lancar) dan dengan suara yang sangat merdu. Sebut saja namanya adalah Syaikh
Hassan.
(Syaikh Fahad Salim Al-Kandari kemudian berbincang dengan pemuda tersebut
di tempat dimana pemuda itu membina banyak anak-anak menghafal Al-Qur’an, inti
dari percakapan beliau dengan pemuda itu adalah sebagai berikut)
Asy-Syaikh : kaifa haaluka yaa
syaikh Hassan?
Hassan : Alhamdulillah
bikhair.
Asy-Syaikh : Tayyib, kami ketika
menyebut mengenai syaikh Hassan bahwa dia berprestasi dalam Al-Qur’an ternyata tidak
berlebihan. Memang beliau ini benar-benar sangat berprestasi. Ya Syaikh Hassan,
Bagaiman perkenalan anda awal kali dengan al-Qur’an ?
Hassan : Saya mulai
beriteraksi dengan Al-Qur’an sejak berusia 4 tahun. Dan saya mempunyai kisah
luar biasa sebelum bermulazamah dengan menghafal Al-Qur’an. Ketika itu terjadi
perang di Palestina, saya yang masih sangat belia menyaksikan dan mendengar di
televisi peristiwa tersebut. Pada suatu hari saya mendatangi Abi (ayahku) dan
mengabarkan padanya bahwa saya bermimpi berperang melawan Israel. Dan mimpi itu
terus berulang sampai lebih dari tiga kali. Yang menyedihkan bagi saya dalam
mimpi itu, adalah ketika saya berhadapan dengan musuh, saya ingin membunuhnya
akan tetapi saya tidak memiliki senjata di tangan untuk melumpuhkannya. Karena
mimpi ini berulang, dan Abi mendengarnya dariku lebih dari tiga kali, maka
tergeraklah beliau mengutarakan mimpi tersebut kepada seorang Syaikh, alim
minal ulama, semoga saja ada hikmah dari mimpi tersebut. Dan Syaikh menasehati
dan berkata padanya, “Aku nasehatkan padamu, engkau harus menjaga anakmu,
menjadikannya haafidzhul Qur’an. Karena dia akan menjaga dan membawa Al-Qur’an”
dan Abi melaksanakan nasehat tersebut. Dan alhamdulillah mimpi itu kenyataan,
saya telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an ketika berusia tujuh tahun dengan
satu tips yang saya dapatkan dari Syaikh yaitu sungguh-sungguh meluangkan waktu
untuk menghafalnya.
Asy-Syaikh : Masyaallah antum telah menyelesaikan
hafalan Qur’an dengan tuntas. dan.. memiliki kesungguhan di dalam membacanya
dan sekarang anda mempelajari ... jenis-jenis qira’ahnya ...
Hassan :
Benar, saya mempelajari dan menghafal tajwid, dan saya mengambil ijazah dari
syaikh yang mulia Hasnin Jibrin kemudian setelah itu sekarang saya mempelajari
qiraah sepuluh.
Asy-Syaikh : Masyaallah.. tabaaraka ar-rahmah...
tabaaraka ar-rahmah... saya berdoa kepada Allah semoga Dia menambah bagimu
ilmu. Memberikan nikmat kepadamu menjaga ilmu dan ilmu al-Qur’an dan ... kita
akan mulai menguji hafalan Syaikh Hassan .. he..he.. (beliau lalu membaca surah
al-Baqarah ayat 76)
وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا
خَلا بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ قَالُوا أَتُحَدِّثُونَهُمْ بِمَا فَتَحَ اللَّهُ
عَلَيْكُمْ ...
Hassan :
...لِيُحَاجُّوكُمْ بِهِ عِنْدَ رَبِّكُمْ أَفَلا تَعْقِلُونَ
(٧٦)أَوَلا يَعْلَمُونَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ
(٧٧)وَمِنْهُمْ أُمِّيُّونَ لا يَعْلَمُونَ الْكِتَابَ إِلا أَمَانِيَّ وَإِنْ
هُمْ إِلا يَظُنُّونَ (٧٨)فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ
بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ
ثَمَنًا قَلِيلا فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا
يَكْسِبُونَ (٧٩)
As-Syaikh : Masyaallah...
Masyaallah... saya adalah pelaksana pada acara ini, acara musafir bersama
Al-Qur’an. Sungguh saya menjumpai beberapa pemuda yang mengisi kehidupannya
dengan kesia-siaan. Dan umumnya yang menimpa para pemuda ketika mereka telah
sampai pada marhalah pemuda, marhalah remaja, adalah futur (lemah) terhadap
al-Qur’an. ... saya ingin darimu seuntai nasehat berharga penuh motivasi bagi
para pemuda yang menyaksikan acara ini, nasehat yang berkaitan dengan
pentingnya menghafal kitab Allah (Al-Qur’an) dengan ringkas.
Hassan : Betapa banyak
diantara kita berangan-angan menjadi presiden, menteri, atau yang semisal
dengannya. Adapun yang membawa dan menjaga (menghafal) al-Qur’an, maka
Presiden, para menteri dan selainnya justru menginginkan anak-anaknya menjadi
penghafal al-Qur’an. Dan cukuplah bagi yang menjaga al-Qur’an ketika para
pendengar dari berbagai lapisan masyarakat baik doktor, teknisi, dosen, guru,
ustads, presiden, menteri, memberikan penghormatan dan perlakuan baik terhadapnya
karena pemuliaan mereka terhadap kitab Allah yang ada padanya. Dan tentulah sudah
sangat cukup baginya bahwa ia (penghafal Qur’an) akan memperoleh kemenangan di
dua tempat, di dunia dan di akhirat. Di akhirat berupa surga Allah Azza Wa
Jalla jika dia beramal dengan kitab Allah.
Asy-Syaikh : Masyaallah ini adalah perkataan
yang sangat berharga, ... akan tetapi para pemuda hari ini tahu, mengerti hal
itu, tahu kalau penghafal al-Qur’an berhak mendapatkan keutamaan dari Allah,
akan tetapi diantara mereka ada yang berkata ... saya tidak punya waktu, tidak
punya waktu untuk menghafal al-Qur’an ...
Hassan : Hal itu adalah
gangguan dari syaitan, karena syaitan selalu menggunakan berbagai cara, lalu kita
pun disibukkan dengan dunia, lalu melupakan akhirat.
~~ o0o ~~
Adalah suatu keindahan anda bisa menghafal al-Qur’an ... dan agar supaya engkau
dekat dengan kitab Allah (al-Qur’an), hendaknya ada ikatan atau janji yang
menjadi perantara dirimu dengan Allah. Bertanyalah padaku tentang ikatan/janji itu!. Ikatan yang saya maksudkan itu adalah
waktu khusus yang anda luangkan setiap hari bersama dengan al-Qur’an. Karena
engkau sedang menghafal kitab Allah, maka waktu khusus itu jangan dibiarkan
berlalu untuk suatu aktifitas lain, apapun itu. Mungkin sejam, setengah jam,
atau dua jam yang anda pilih sesuai kehendak dan kemampuan. Intinya jangan
meninggalkan atau melalaikan waktu itu selamanya.
Saya dalam acara ini berjumpa dengan seorang yang perkataannya sangat
indah. Dia adalah seseorang yang ummiyy tidak bisa membaca dan menulis, usianya
sudah tua (Namanya adalah Abdul Mu’adz Salim ). Dia mengatakan, “Saya setiap
hari memuraja’ah (mengulang hafalan) empat juz. Dan empat juz setiap hari tidak
pernah saya tinggalkan, saya memurajaah satu setengah juz di ranjang dan tidak
tidur, di waktu tidur saya justru memurajaah empat juz. Jadi waktu saya ... e..e..
saya ini adalah salah satu satpam di sebuah sekolah. Setiap kali masuk kerja
dan mudarris (guru) pun juga telah masuk, saya akan memperdengarkan
padanya satu setengah juz, demikian pula sebelum kepulangan mudarris
akan saya perdengarkan hafalan satu setengah juz padanya. Ketika saya pulang ke
rumah, saya selalu luangkan waktu bersama istri dan pada salah satu dari
anak-anak saya untuk memperdengarkan kepada mereka al-Qur’an.”
(Di
dalam masjid beliau berdialog dengan seorang hafidz bernama Abdul Mu’adz Salim)
Asy-Syaikh : Jadi beliau ini
mengkhususkan waktu kosong dan tidak ada sesuatupun yang lebih baik diisinya
melainkan dengan al-Qur’an. Dia mendatangi siapa saja dari mudarris dan
melaksanakan tekadnya mempedengarkan al-Qur’an padanya.
Al-Hafidz : semua ini dinamakan kedekatan,
Asy-Syaikh : iya hal ini dinamakan
kedekatan.
Lalu kemudian sang Hafidz menceritakan pengalaman dan tipsnya menghafal
al-Qur’an, sebagaimana telah disinggung sebelumnya. Beliau melakukan hal itu
setelah mendengar ilmu dan fadhilah menghafal al-Qur’an lalu beliau berjuang
mempraktekkannya dengan hanya mengandalkan kemampuan mendengar mungkin dari
keluarganya atau dari berbagai sarana. Hingga beberapa lama kemudian ia pun
menghafal al-Qur’an. Selanjutnya, adalah menguatkan atau meyakinkan hafalannya
itu dengan memperdengarkannya kepada mudarris yang dijumpainya di
sekolah. Dan hal tersebut dilakukannya setiap hari karena ia telah mewajibkan
aturan itu untuk dirinya bahwa ia harus memuraja’ah lima juz setiap hari hingga
akhir hayat, sebagaimana perkataannya ‘ala thuul yaitu sepanjang
kehidupan.
Maka inti dari dialog ini adalah bahwa
al-Qur’an dan menghafal al-Qur’an adalah sangat luar biasa, maka wajib bagi
anda untuk bersungguh-sungguh dengan waktu anda dan jangan lalai dari
memanfaatkan waktu dengan membaca atau menghafal al-Qur’an apapun kondisi anda.
Dan inilah yang sekali lagi saya maksudkan dengan janji/ ikatan antara dirimu
dengan Allah subhaanahu wata’aala.
~~ o0o ~~
Banyak manusia yang bertanya padaku,
“Berapakah lama waktu terbaik yang harus saya targetkan untuk menghafal
al-Qur’an? ... Apakah saya harus menghafalnya dalam setahun, dua tahun, tiga
tahun ataukah lima tahun ?” Saya selalu membalas pertanyaan mereka, menunjukkan
kepada mereka bahwa setiap orang sangat bergantung kepada kemampuannya
masing-masing. Dan setiap orang berjalan sesuai dengan langkah-langkah yang
telah digariskannya untuk menghafal al-Qur’an al-Karim. Ada seseorang yang
menghafal al-Qur’an satu tahun. Ada seseorang yang menghafal ..e ..e.. Saya berjumpa dengan ..e ..e.. Syarif di Mesir yang menghafal al-Qur’an tiga
bulan. Dan ada juga seseorang yang menghafal al-Qur’an lima tahun. Pada
dasarnya bukan pada lamanya waktu yang dibutuhkan menghafal al-Qur’an. ... yang
benar adalah berapa waktu yang dibutuhkan untuk itqan (hafalan yang
sangat lancar) dalam menghafal al-Qur’an. Sekali lagi inilah asalnya pada
al-Qur’an. Bagi saya yang sangat tepat untuk setiap orang saat ini adalah
dengan izin Allah mengambil sebuah tekad/keputusan yang benar dalam menghafal
al-Qur’an bahwa ia akan menghafalnya dalam waktu tiga tahun. Ini adalah waktu
terbaik. Setiap orang dengan izin Allah bisa menjalaninya. Kok bisa? Iya,
karena sekiranya anda ingin menghafal al-Qur’an tiga tahun berarti anda harus
menghafal satu halaman perhari. Sekali lagi dengan satu halaman setiap hari
sungguh dengan izin Allah akan menghafal al-Qur’an dalam jangka waktu tiga
tahun. Inilah cara yang tepat, cara yang diharapkan bagi anda untuk
menjalaninya. Yang menjadi dasar bukanlah lamanya waktu bisa menghafal
al-Qur’an, satu bulan, dua bulan, yang menjadi parameter kuatnya hafalan, atau
lima tahun. Sekali lagi bukan. Yang benar adalah engkau menetapkan langkah atau
tahapan-tahapan bagi dirimu sendiri, dan menguatkan diri dengan penguatan yang
baik bahwa engkau bisa menghafal al-Qur’an.
~~ o0o ~~
كان النبي صلى الله عليه وسلم يحب أن يسمع
القرآن من غيره. من الصحابة رضوان الله عليهم.
Adalah Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam sangat senang mendengarkan al-Qur’an dari
selain beliau. Yaitu dari para sahabat ridwaanullahi ‘alaihim. Beliau pernah
mendatangi Abdurrahman dan mendengarkan al-Qur’an darinya. Karena bacaannya
yang sangat merdu, beliau meneteskan air mata. Dan beliau juga pernah berkata
mengenai Abu Musa al-Asy’ari radhiyallah ‘anhu sungguh Allah telah
mengaruniakan kepadamu suara dari suara merdu Nabi Daud ‘alaihissalam.
Sekarang saya akan berbincang dengan Syaikh Adam,
termasuk pemilik suara yang sangat menyentuh hati. Suaranya indah, merdu, dan
tenang. Saya ingin berbincang dengannya mengenai kisahnya bersama dengan kitab
Allah subhaanahu wa ta’aala.
Asy-Syaikh : Syaikh Adam. Marhabam bik (senang
berjumpa denganmu)
Adam :
Na’am
Asy-Syaikh : Ceritakan kepada kami kisah
yang anda jalani bersama dengan kitab Allah, kapan anda memulai dan kapan anda
menyelesaikannya.
Adam : Ketika saya berumur
delapan tahun, saya pergi bersama kakek yang belajar al-Qur’an di salah satu
madrasah di Quraitina. Maka sayapun ikut belajar membaca al-Qur’an bersamanya.
Setelah selesai pendidikan Sekolah Dasar. Kakek mengirim saya ke Madrasah
Qur’aniyyah secara khusus. Maka saya pun telah menamatkan al-Qur’an di sana.
Asy-Syaikh :
Berapa umur anda saat menyelesaikan hafalan Qur’an ?
Adam :
Saat itu umur saya empat belas tahun.
Asy-Syaikh : Saya
sangat menyukai suaranya, karena itu saya sangat ingin mendengar darinya surat
al-fatihah, akan tetapi secara tertib (berurut). Karena kami orang luar
terbiasa dengan bacaan al-fatiha secara tartil dan bukan langsung sebagaimana
kebiasaan kalian. Dan bacaan kalian sangat indah. Dan saya ingin mendengar
bacaan surat al-fatiha darinya secara tartil.
(Syaikh Adam merupakan orang Turki yang telah
hafal Al-Qur’an sejak berusia 14 tahun. Beliau lalu membaca surat al-fatiha
secara tartil (ayat per ayat) dengan sangat indah dan merdu)
~~ o0o ~~
(Asy-Syaikh membaca surat Fathir ayat 29 yang
menjelaskan mengenai tiga perdagangan yang tidak akan pernah merugi di sisi
Allah)
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ
وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلانِيَةً
يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (٢٩)
Ketika anda membaca ayat ini di surat Fathir,
wajib bagimu untuk merasakan wahai yang sekarang telah menghafal al-Qur’an,
kedudukan di sisi Allah subhaanahu wa ta’aala. “Yarjuuna tijaaratan
lan tabuur” (mereka adalah orang yang mengharapkan perdagangan yang tidak
akan pernah merugi). Dan perdagangan dengan Allah subhaanahu wa ta’aala
tidak akan mungkin berujung pada kerugian. Saya telah membaca tafsir bahwa ayat
ini khusus bagi mereka yang selalu berinteraksi dengan al-Qur’an. Yaa Salam,
Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam berkata : “Siapa yang membaca satu huruf
dari kitab Allah maka baginya satu kebaikan” dan kami telah menyebutkan
hadits ini, dan satu kebaikan akan dilipat gandakan sepuluh kali. Tayyib,
pembaca al-Qur’an yang biasa, yaitu yang hanya sekedar membaca al-Qur’an dan
tidak menghafalnya, tetapi terus merutinkan bacaan Qur’an setelah shalat lima
waktu, atau dari ramadhan ke ramadhan tetap saja kondisi kedekatannya dan
fokusnya terhadap al-Qur’an tidak sama dengan orang yang menghafal al-Qur’an.
Penghafal al-Qur’an mengetahui dan menyadari bahwa hafalan al-Qur’an bisa lepas
atau hilang. Maka dia butuh untuk terus memuraja’ahnya. Maka berapa kali ia akan
memuraja’ah al-Qur’an. Bayangkanlah bersamaku, berapa banyakkah kebaikan yang
akan masuk ke dalam kotak amalnya?. Inilah perdagangan yang sebenarnya bersama
Allah subhaanahu wa ta’aala, yaitu ketika dia mengulang satu surat satu
kali, dua kali, tiga kali, empat kali sampai habis umurnya. Semoga umur anda
panjang, dan dengan memuraja’ah hafalan kebaikan demi kebaikan bertambah,
jumlah kebaikan terus meningkat, karena itulah dikatakan di dalam al-Qur’an “Yarjuuna
tijaaratan lan tabuur”. Dan Allah berfirman sebagai kelanjutan ayat
tersebut, “Liyuwaffiahum ujuurahum” yakni diberi balasan atas
kelelahannya, “Wa yaziidahum min fadhlihi innahu ghafuurun syakuurun”.
Kedudukan haafidzhul Qur’an sangat-sangat agung sekali.
Sampai sekarang, apakah anda belum memulai
menghafal al-Qur’anul Kariim ???
Komentar